Thursday, June 7, 2012

Andragogi VS Pedagogi

Oke fine, ini merupakan postingan tengah malam galau *eh -_-
Berhubung minggu kemaren saya untuk pertama kalinya di"keluarkan" dari kelas :"( *hiks hiks* saya mungkin sudah ketinggalan mengenai materi pedagogi. Tapi, untung ada fitri :) dia banyak membantu kami mengenai pedagogi. Itulah gunanya teman :') 
Berbekal sedikit "tau-tauan" tentang pedagogi dan andragogi dari fitri, dan browsing di internet, akhirnya jadilah tulisan yang seberapa ini, hahaha.
Apa yang membedakan antara pedagogi dengan andragogi? Kenapa sebaiknya paradigma pendidikan harus berubah dari pedagogi ke andragogi? Mahasiswa sering menanyakan hal ini, dan penting sekali basic pemahaman tentang hal ini diberikan kepada mereka. 

Sumber : gora.wordpress.com

Pertama, kita lihat dari sisi siswa atau pelajar; dalam pedagogi, siswa sangat tergantung pada guru. Guru mengasumsikan dirinya bahwa ia bertanggung jawab penuh terhadap apa yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Gurulah yang mengevaluasi hasil belajar. Sementara dalam andragogi, siswa adalah mandiri (dialah yang mengarahkan dirinya untuk belajar apa dan bagaimana). Jadi, dialah yang bertanggung jawab atas belajarnya sendiri bukan guru, guru hanya sebatas fasilitator. Begitu pula dengan evaluasi, siswa penting sekali diberikan peluang yang cukup besar untuk melakukan evaluasi diri (self-assessment).
Kedua, kita lihat dari sisi peran pengalaman siswa atau pelajar; dalam pedagogi, pengalaman guru yang lebih dominan. Siswa mengikuti aktifitas belajar, dimana ia sendiri tidak banyak mengalami sesuatu, kecuali sebagai peserta pasif. Sedangkan dalam andragogi, pelajar mengalami sesuatu secara leluasa. Pengalaman menjadi sumber utama mengidentifikasi penguasaan dirinya akan sesuatu. Satu sama lain saling berperan sebagai sumber belajar.
Ketiga, kita lihat dari sisi orientasi terhadap belajar; dalam pedagogi, dalam pedagogi pembelajaran dianggap sebagai proses perolehan suatu pengetahuan (mata ajar) yang telah ditentukan sebelumnya. Materi ajar telah diourutkan secara sistematis dan logis sesuai dengan topik-topik mata ajar. Sedangkan dalam andragogi sebaliknya. Pelajar harus memiliki keinginan untuk menguasai suatu pengetahuan/keterampilan tertentu, atau pemecahan masalah tertentu yang dapat membuat ia sendiri puas. Pelajaran harus relevan dengan kebutuhan tugas nyata pemelajar itu sendiri. Mata ajar didasarkan atas situasi pekerjaan atau kebutuhan real pelajar, bukan berdasarkan topik-topik tertentu yang sudah ditentukan.
Keempat, kita lihat dari sisi motivasi belajar; dalam pedagogi, motivasi datang secara eksternal, artinya disuruh atau dipaksa atau diwajibkan atau dituntut untuk mengikuti suatu pendidikan tertentu. dalam andragogi, motivasi lebih bersifat internal, datang dari diri sendiri sebagai wujud dari aktualisasi diri, penghargaan diri dan lain-lain. Begitulah karakteristik andragogi menurut Malcom Knowles (1984), dalam bukunya, “Self-directed Learning”. Andragogi memang merupakan teori orang dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa harus diajar dengan pendekatan andragogi seperti dijelaskan di atas.
Sebelumnya, pada tahun 1970 Knowles membedakan cara mengajar kepada anak yang disebut pedagogi dengan cara mengajar kepada orang dewasa yang dinamakan andragogi. Knowles berkeyakinan bahwa cara orang dewasa belajar sangat berbeda dengan cara anak belajar. Menurut Knowles, pedagogi berasal dari istilah Yunani paid (anak) dan agogus (membimbing); sementara andragogi dari istilah Yunani aner, andr (orang dewasa) dan agogus( pembimbing). Pedagogy means specifically ”the art and science of teaching children” while andragogy “is the art and science of helping adults learn.” (1970:37,38). Dalam pemahaman Knowles, untuk membina peserta didik dewasa cara mengajar untuk anak tidak berlaku lagi, atau haruslah ditinggalkan. Sebenarnya Knowles mengembangkan konsep belajar orang dewasa yang sebelumnya dibangun oleh Edward Lindeman (1885-1953) dalam karyanya The Meaning of Adult Learning.
Akan tetapi di tahun 1980 Knowles merubah pemahamannya bahwa pedagogi dan andragogi tidak harus dipertentangkan, tetapi saling melengkapi dalam pendidikan orang dewasa. Pembelajaran orang dewasa menurut Knowles bahkan dapat bertolak dari pedagogi kepada andragogi.
Sebenarnya konsep diatas tidak hanya dapat diterapkan pada orang dewasa saja, namun metode pembelajaran yang demokratis seperti diatas dapat diterapkan pada siapa saja untuk membawa perubahan paradigma pendidikan saat ini yang masih banyak menerapkan teacher centered learning daripada student centered learning.

No comments:

Post a Comment