Sunday, April 29, 2012

NEO-PI-R, big five personality :)

Aku kemaren iseeng-iseng nyoba tes kepribadian habis selesai belajar teori Big Five. Eh, setelaah hasilnya keluar,, betul semua lohh,, hahhaha..
Tapi sedikit banyak aku jadi tau di elemen mana aja aku yang tinggi. Aku gak ada elemen yang rendah, hahaha.
Aku tinggi di Ekstraversion, Opennes, sama Agreeableness. Dan yang dua lagi, Conscentiousness sama Neurotism sedang. Oh iya, ini ada sedikit gambaran versi big five mengenai kepribadianku..hehhehe. Akurat kebenarannya. 



Secara umum tenang dan mampu mengatasi stres, tetapi Anda kadang-kadang mengalami perasaan bersalah, kemarahan atau kesedihan.

Terbuka, orientasi keluar, aktif, dan bersemangat tinggi. Anda lebih suka berada di sekitar orang hampir sepanjang waktu.

Pribadi yang praktis namun memiliki pertimbangan cara baru dalam melakukan sesuatu. Anda mencari keseimbangan antara pola baru dan cara yang sudah ada.

Secara umum hangat, akrab, mempercayai orang lain namun dapat pula Anda keras kepala dan ingin bersaing.

Memiliki ketergantungan kepada orang lain dan Anda cukup baik mengendalikan diri. Memiliki tujuan yang jelas namun dapat pula menunda tugas yang harus dikerjakan.
 
Oiya, kalo mau nyoba Big Five ini juga, tinggal search google aja, tapi disarankan yang versi Indonesia aja, biar lebih dapat. Karna kalo yang pertanyaannya versi inggris dan punya orang luar, kemungkinan besar hasilnya bakalan meleset. Hehe, okedeh.. sekian dulu sharing tentang ini dari aku ya.. Dan the last but not least yang mau kubilang, "jadilah dirimu sendiri, karna kamu itu unik" :D 
Lanjuttt...

Thursday, April 26, 2012

De Javu. Kayaknya Aku Udah Pernah Ngalamin Ini Deh?

Hampir semua dari kita pernah mengalami apa yang dinamakan deja vu: sebuah perasaan aneh yang mengatakan bahwa peristiwa baru yang sedang kita rasakan sebenarnya pernah kita alami jauh sebelumnya. Peristiwa ini bisa berupa sebuah tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang sedang dilakukan, atau sebuah acara TV yang sedang ditonton. Lebih anehnya lagi, kita juga seringkali tidak mampu untuk dapat benar-benar mengingat kapan dan bagaimana pengalaman sebelumnya itu terjadi secara rinci. Yang kita tahu hanyalah adanya sensasi misterius yang membuat kita tidak merasa asing dengan peristiwa baru itu.
Keanehan fenomena deja vu ini kemudian melahirkan beberapa teori metafisis yang mencoba menjelaskan sebab musababnya. Salah satunya adalah teori yang mengatakan bahwa deja vu sebenarnya berasal dari kejadian serupa yang pernah dialami oleh jiwa kita dalam salah satu kehidupan reinkarnasi sebelumnya di masa lampau. Bagaimana penjelasan ilmu psikologi sendiri?


Terkait dengan Umur dan Penyakit Degeneratif



Pada awalnya, beberapa ilmuwan beranggapan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

Selain itu, sebelumnya Chris Moulin dari University of Leeds, Inggris, telah menemukan pula penderita deja vu kronis: orang-orang yang sering dapat menjelaskan secara rinci peristiwa-peristiwa yang tidak pernah terjadi. Mereka merasa tidak perlu menonton TV karena merasa telah menonton acara TV tersebut sebelumnya (padahal belum), dan mereka bahkan merasa tidak perlu pergi ke dokter untuk mengobati ‘penyakit’nya karena mereka merasa sudah pergi ke dokter dan dapat menceritakan hal-hal rinci selama kunjungannya! Alih-alih kesalahan persepsi atau delusi, para peneliti mulai melihat sebab musabab deja vu ke dalam otak dan ingatan kita.

Baru-baru ini, sebuah eksperimen pada tikus mungkin dapat memberi pencerahan baru mengenai asal-usul deja vu yang sebenarnya. Susumu Tonegawa, seorang neuroscientist MIT, membiakkan sejumlah tikus yang tidak memiliki dentate gyrus, sebuah bagian kecil dari hippocampus, yang berfungsi normal. Bagian ini sebelumnya diketahui terkait dengan ingatan episodik, yaitu ingatan mengenai pengalaman pribadi kita. Ketika menjumpai sebuah situasi, dentate gyrus akan mencatat tanda-tanda visual, audio, bau, waktu, dan tanda-tanda lainnya dari panca indra untuk dicocokkan dengan ingatan episodik kita. Jika tidak ada yang cocok, situasi ini akan ‘didaftarkan’ sebagai pengalaman baru dan dicatat untuk pembandingan di masa depan.
Menurut Tonegawa, tikus normal mempunyai kemampuan yang sama seperti manusia dalam mencocokkan persamaan dan perbedaan antara beberapa situasi. Namun, seperti yang telah diduga, tikus-tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer: kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

Menciptakan ‘Deja Vu’ dalam Laboratorium

Salah satu hal yang menyulitkan para peneliti dalam mengungkap misteri deja vu adalah kemunculan alamiahnya yang spontan dan tidak dapat diperkirakan. Seorang peneliti tidak dapat begitu saja meminta partisipan untuk datang dan ‘menyuruh’ mereka mengalami deja vu dalam kondisi lab yang steril. Deja vu pada umumnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, di mana tidak mungkin bagi peneliti untuk terus-menerus menghubungkan partisipan dengan alat pemindai otak yang besar dan berat. Selain itu, jarangnya deja vu terjadi membuat mengikuti partisipan kemana-mana setiap saat bukanlah hal yang efisien dan efektif untuk dilakukan. Namun beberapa peneliti telah berhasil mensimulasikan keadaan yang mirip deja vu.
Seperti yang dilaporkan LiveScience, Kenneth Peller dari Northwestern University menemukan cara yang sederhana untuk membuat seseorang memiliki ‘ingatan palsu’. Para partisipan diperlihatkan sebuah gambar, namun mereka diminta untuk membayangkan sebuah gambar yang lain sama sekali dalam benak mereka. Setelah dilakukan beberapa kali, para partisipan ini kemudian diminta untuk memilih apakah suatu gambar tertentu benar-benar mereka lihat atau hanya dibayangkan. Ternyata gambar-gambar yang hanya dibayangkan partisipan seringkali diklaim benar-benar mereka lihat. Karena itu, deja vu mungkin terjadi ketika secara kebetulan sebuah peristiwa yang dialami seseorang serupa atau mirip dengan gambaran yang pernah dibayangkan.
LiveScience juga melaporkan percobaan Akira O’Connor dan Chris Moulin dari University of Leeds dalam menciptakan sensasi deja vu melalui hipnosis. Para partisipan pertama-tama diminta untuk mengingat sederetan daftar kata-kata. Kemudian mereka dihipnotis agar mereka ‘melupakan’ kata-kata tersebut. Ketika para partisipan ini ditunjukkan daftar kata-kata yang sama, setengah dari mereka melaporkan adanya sensasi yang serupa seperti dejavu, sementara separuhnya lagi sangat yakin bahwa yang mereka alami adalah benar-benar deja vu. Menurut mereka hal ini terjadi karena area otak yang terkait dengan familiaritas diganggu kerjanya oleh hipnosis.

Lanjuttt...

Tuesday, April 24, 2012

Apa Manfaat Teknologi dalam Pendidikan?

Anggota kelompok:
·         Sakti Wibowo (101301016)
·         Islahati Batubara (111301008)
·         Grace Sihotang (111301058)

Pendapat kelompok kami mengenai:
1.      Dimana persinggungan antara teknologi dan pendidikan?
Menurut kami, teknologi  dalam dunia pendidikan memberikan dampak positif dan negatif.
Adapun dampak positifnya adalah yang pertama, teknologi dapat mempermudah pengajar dalam menyampaikan materi dengan cara yang tidak manual lagi. Contohnya adalah dengan penggunaan infocus dalam proses belajar mengajar. Dampak positif yang kedua adalah dapat memberikan gambaran yang lebih konkret. Misalnya dalam suatu materi mengenai hewan tertentu bagaimana bentuknya tidak lagi mengharuskan kita untuk mendatangi habitat si hewan secara langsung. Kita bisa melihatnya misalnya dengan video yang menunjukkan kehidupan si hewan. Dampak yang ketiga adalah dapat mempermudah kita dalam memproses informasi.
Adapun dampak negatif dari penggunaan teknologi dalam pendidikan menurut kami adalah yang pertama, adanya gangguan teknis yang menjadikan proses pembelajaran menjadi terganggu. Dalam hal ini bila ternyata teknologi yang kita gunakan tidak lagi membantu. Misalnya jika dalam proses pembelajaran mike-nya kurang berfungsi, maka akan menyulitkan kita untuk bisa mendengar suara dosen ataupun presenter di depan. Dampak negatif yang kedua adalah, akibat kemajuan teknologi, individu cenderung bersifat individualis dan kurang dalam kehidupan bersosialisasi. Contohnya adalah jika kita terlalu asik dengan hand phone ataupun komputer dan sejenisnya sehingga kita terjun terlalu dalam ke dunia maya sampai mengabaikan fakta bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dampak negatif yang ketiga adalah sebagian individu sering menyalahgunakan teknologi, sehingga membuang waktunya dengan kegiatan yang kurang bermanfaat.

2.      Bagaimana konteks melek teknologi dibandingkan dengan keadaan di Indonesia, khususnya di Medan?

Dalam konteks melek teknologi ini, kami lebih menyoroti penggunaan internet. Penggunaan internet itu sendiri memiliki dampak positif dan negatif secara umum.

      Adapun dampak positifnya adalah yang pertama memudahkan kita dalam mencari informasi yang kita inginkan. Misalnya dengan bantuan mesin pencari yang dapat kita gunakan hampir untuk mencari tahu mengenai apa saja. Dampak positif yang kedua adalah mempersingkat waktu. Jika dibandingkan dengan mencari-cari informasi secara manual, penggunaan internet jauh lebih praktis dan cepat. Dampak positif yang ketiga adalah dapat mempermudah kita dalam berkomunikasi meskpun tidak bertatap muka. Misalnya fasilitas di internet berupa skype, ym, gtalk, dll.
      Sementara dampak negatifnya adalah yang pertama, adanya gangguan jaringan yang menghambat kita memproses informasi. Keadaan jaringan yang kurang baik menyebabkan kegiatan kita bisa terganggu. Dampak negatif yang kedua adalah karena adanya media internet, maka game online pun semakin mudah diakses. Seperti yang kita lihat akhir-akhir ini, banyak anak-anak bahkan sampai remaja yang kecanduan game online sehingga pagi siang malam menghabiskan waktu main game dan bahkan sampai bolos dari sekolah dan lupa waktu. Dampak negatif yang ketiga adalah situs-situs yang tidak sewajarnya pun mudah ditemukan di internet dan sering disalahgunakan orang-orang.
      Adapun di Medan, konteks melek teknologi-nya menurut kami pada beberapa sekolah sudah sesuai standard yang diharapkan, namun belum semua benar-benar menjalankan program tersebut. Jika ditinjau secara keseluruhan memang murid-murid sudah diperkenalkan dengan komputer dan internet. Anak SD pun sudah menggunakan internet untuk mengerjakan berbagai tugas. Namun pada hakekatnya, pada usia yang masih terbilang cukup dini, kita perlu melakukan pengawasan yang baik terhadap si anak saat sedang menggunakan komputer atau internet agar tidak terjadi penyalahgunaan, atau dengan kata lain si anak benar-benar di buat melek teknologi sehingga tau untuk apa teknologi tersebut digunakan dan kapan harus menggunakannya.
3.      Apa sudut pandang anda sebagai mahasiswa pendidikan mengenai ubiquitous computing?
Ubiquitous computing adalah suatu era dimana komputer-lah yang akan menyesuaikan diri dengan manusia dengan memaksa komputer untuk tetap eksis di dunia manusia. Menurut kami, jika dipandang dari segi pendidikan, hal tersebut akan cukup membantu.
      Alasan kami mengatakan bahwa ubiquitous computing akan membawa kita kepada kemajuan adalah karena dengan sistem komputer yang demikian, maka kita dapat mengakses informasi dengan mudah, kapanpun dan dimanapun tidak perlu lagi mencemaskan kita saat itu dimana dan sedang apa. Selain itu, hal tersebut juga membuat kita bisa lebih menghemat biaya mobilitas dari tempat yang satu ke tempat lainnya karena bisa mengakses informasi dimanapun. Dan yang ketiga tentu saja ubiquitous computing ini lebih ekonomis sehingga semua orang dapat menggunakannya. Contohnya yang bisa kita temukan sehari-hari adalah seperti adanya Black Berry, I-Pad, dan tablet.

Adapun pendapat kelompok lain mengenai :
1.      Ubiquitous computing
Menurut kelompok Clara, Lisdiana, dan Desima:
Ubiquitous computing adalah suatu era dimana komputer akan lebih berdistribusi ke lingkungan dari pada personal seperti pada PC (Personal Computer). Contohnya adalah adanya facebook atau skype.
Menurut kelompok 19
Suatu era saat kita dapat menemukan komputer dimana-mana, bahkan semua alat elektronk seperti telefon dan televisi juga ada jaringan internetnya.
Menurut kelompok 15
Komputer generasi ke tiga yaitu mengalami kemajuan dari waktu ke waktu
·         Main frame: 1 computer many people à dianggap kurang efektif
·         Personal computer: 1 computer 1 person à membuat manusia cenderung individualistis
·         Ubiquitous computing: 1 person many computer à lebih efektif dan efisien
Menurut kelompok Nissa, Edwin, Mentari, dan Angelia
Suatu era dimana komputer eksis di dunia manusia dan internet bisa diakses melalui perangkat seperti hand phone, gadget, smartphone, dan BB. Hal tersebut dikarenakan PC yang tidak bisa dibawa kemana-mana.
2.      Konteks melek teknologi di medan?
Menurut kelompok Rifany, Eldaa, Gustina, dan Mianty
Melek teknologi berarti semakin berkembang, hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan media teknologi mulai dari SD. Contoh: tugas (PR) anak SD yang harus dicari dari internet. Itu berarti semakin tinggi grade, maka kebutuhan akan media teknologi juga akan semakin tinggi.


Lanjuttt...

Monday, April 9, 2012

Seputar Psikologi Pendidikan

Tugas Rahel Marisa Saragih (11092) bersama Grace Sihotang(11058) dan Friska Pontoria LT (11106)

Kedudukan psikologisekolah dalam ilmu psikologi
 Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental .Banyak ketertarikan untuk mempelajari perilaku individu di berbagai bidang seperti, Industri dan Organisasi, pendidikan dan juga sekolah. Psikologi sekolah menjadi bagian dari ilmu psikologi yang membantu menciptakan situasi yang mendukung bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan akademik dan sosialisasi anak serta berbagai potensi lainnya yang dimiliki anak. Sebagai ilmu psikologi , psikologi sekolah juga juga berkaitan dengan perilaku yang terjadi di ruang lingkup sekolah.
Perbedaan psikologi sekolah dan psikologi pendidikan
Menurut kami, perbedaannya adalah kalau dalam psikologi sekolah mencakup ruang lingkup dunia sekolah, iklim sekolah, permasalahan sekolah dan kondisi sekolah. Psikologi sekolah berkonsentrasi pada kegiatan mendiagnostik permasalahan di lingkungan sekolah. Sementara psikologi pendidikan adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dari lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan mencakup konten psikologi belajar, pengukuran dan pengembangan tes prestasi.
Fungsi sekolah sebagai agen perubahan  
1. Sebagai tempat pembentukan karakter siswa
2. Mebantu anak dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal
3. Sebagai tempat bersosialisasi , tempat mengenali dunia luar

Metode yang dapat digunakan dalam sistem pengajaran di sekolah
1. Metode student center
§ KBK
§ PAKEM(Pendidikan aktif kreatif efektif dan menyenangkan)
2. Teacher center
§ GBPP 1994

Permasalahan –permasalahan yang terjadi di sekolah dan solusi penyelesaiannya
Ada beberapa jenis permasalahan yang sering terjadi terhadap siswa di sekolah :
1. Permasalahan yang timbul dari dalam diri siswa , misalnya kesulitan untuk memehami dirinya sendiri , kesulitan dalam menyalurkan minat , bakat, dan kemampuan.
2. Masalah Pribadi dan sosial si anak , misalnya kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sekolah , tuntutan orang tua terhadap anak
3. Pelanggaran akan peraturan sekolah seperti membolos, mencontek , terlambat.
Solusi penyelesaian masalah
1. Konseling antara siswa dengan Guru BK , solusi ini penting bagi siswa yang mengalami masalah pribadi dengan dirinya sendiri atau juga dengan sosialnya
2. Memberikan tugas sesuai dengan kemampuan siswa , kebanyakan siswa mencontek karena merasa tugas yang diterimanya terlalu berat sementara terlalu banyak tuntutan dari keluarga agar siswa tersebut memperoleh nilai bagus.
3. Melibatkan siswa dalam pembentukan peraturan dalam proses belajar mengajar , misalnya tentang cara izin dari kelas, sehingga siswa merasa dihargai sebagai bagian dari proses pembelajaran.

Fungsi dan peran psikolog sekolah dan perlunya psikologi sekolah
§ Memberi penilaian terhadap Guru terkai dengan inovasinya dalam mengajar dan juga intelegensi guru
§ Membantu peningkatan kualitas sekolah
§ Membantu menyelesaikan masalah siswa dan sekolah yang tidak dapat diselesaikan guru BK
Pada dasarnya peran psikolog pendidikan berbeda dengan guru BK . Peran psikolog Sekolah diperlukan khususnya dalam meningkatkan kualitas sekolah dan membantu para guru dalam menghadapi siswa dan pencapaian tuntutan kurikulum. Hal itulah yang membedakan Guru BK dan psikolog sekolah sehingga diperlukan peranan psikolog sekolah.

Hal – hal yang diberikan dalam kaitannya dengan psikolog sekolah
Ø Tes integensi
Ø Tes minat dan bakat
Ø Seminar / ceramah
Perbedaan antara Psikolog sekolah , Psikolog Pendidikan dan Guru BK
 Psikolog sekolah memberikan konseling pada guru mengenai pembelajaran dan masalah dalam lingkungan sekolah sementara psikolog pendidikan bertugas dalam menentukan standard kurikulum dalam proses pengajaran di dunia pendidikan sedangkan Guru BK adalah guru yang memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa di sekolah untuk mengatasi permasalahan siswa seperti mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.

Lanjuttt...

Wednesday, April 4, 2012

Pentingkah Pendidikan Anak Usia Dini?


Grace Sihotang (111301058)

Menurut kami, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itu sangat penting dalam membangun karakter anak. Pendidikan yang baik dalam usia ini, dapat menjadi dasar yang baik dalam perkembangan ke jenjang selanjutnya. Adapun contoh dari pendidikan anak pra-sekolah itu adalah play group dan taman kanak-kanak.

                Berdasarkan pengalaman kami,  pada pendidikan di TK, kami diajari berbagai hal. Bagaimana caranya bersosialisasi, bermain sambil belajar, cara mengenal lingkungan, dan norma-norma terhadap masyarakat. Selain itu, banyak pengalaman yang kami dapatkan di pendidikan TK jika dibandingkan dengan anak-anak yang langsung menjalani pendidikan Sekolah Dasar (SD). Maka dari itu, menurut kelompok kami, pendidikan anak usia dini itu merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan demi perkembangan dari anak usia dini.
                Berikut ini pentingnya pendidikan anak usia dini ditinjau dari berbagai segi, seperti sosial-emosional, kognitif, bahasa, fisik, dan seni. Apa pengaruh hal-hal tersebut akan sedikit kami paparkan.  Semoga bermanfaat J
SOSIAL EMOSIONAL
Anak mampu membangun interaksi dengan merespon kehadiran orang lain,Anak mampu berinteraksi dengan lingkungan terdekatnya (keluarga), dan menunjukkan keinginannya dengan kuat,Anak mampu berinteraksi dan mengenal dirinya, dan menunjukkan keinginannya dengan kuat Anak mampu berinteraksi, dapat menunjukkan reaksi emosi yang wajar, serta mulai menunjukkan rasa percaya diri Anak mampu berinteraksi, mulai dapat mengendalikan emosinya, mulai menunjukkan rasa percaya diri, serta mulai dapat menjaga diri sendiri Anak mampu ber- interaksi, dan mulai mematuhi aturan, dapat mengendalikan emosinya, menunjukkan rasa percaya diri, dan dapat menjaga diri sendiri.
KOGNITIF
Anak mampu menyadari keberadaan benda yang tidak dilihatnya,Anak bereksplorasi melalui indera dan motoriknya terhadap benda yang ada di sekitarnya Anak mampu mengenal benda dan memanipulasi objek/benda ,Anak mampu mengenal konsep sederhana dan dapat mengklasifikasi ,Anak mampu mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari,Anak mampu memahami konsep sederhana dan dapat memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
BAHASA
Anak mampu merespon suara. Anak mampu mengerti isyarat dan perkataan orang lain serta mengucapkan keinginannya secara sederhana,Anak dapat men- dengangarkan, dan ber- komunikasi secara lisan dengan kalimat sederhana,Anak dapat mendengarkan, berkomunikasi secara lisan serta memiliki penbenda- haraan kosa kata yang semakin banyak Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbenda- haraan kata-kata dan mengenal simbol-simbol ,Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk per- siapan membaca, menulis dan berhitung


FISIK
Anak mampu menggerakkan tangan, lengan, kaki, kepaladan badan,Anak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dalam rangka latihan kekuatan otot tangan, otot punggung dan otot kaki untuk menjaga keseimbangan,Anak mampu melakukan gerakan seluruh anggota tubuhnya secara terkoordinasi Anak mampu melakukan gerakan secara ter- koordinasi dalam rangka kelenturan, dan keseimbangan ,Anak mampu melakukan gerakan tubuh secara ter- koordinasi dalam rangka kelenturan, kelincahan, dan keseimbangan ,Anak mampu melakukan gerakan tubuh fisik secara ter- koordinasi kelenturan sebagai keseimbangan, dan kelincahan


SENI
Anak mampu bereaksi terhadap irama yang didengarnya ,Anak mampu meniru suara dan gerak secara sederhana Anak mampu melakukan berbagai gerakan anggota tubuhnya sesuai dengan irama dapat mengekpresi-kan diri dalam bentuk goresan sederhana,Anak mampu melakukan berbagai gerakan sesuai irama , menyajikan dan berkarya seni,Anak mampu meng- ekspresikan diri dengan meng- gunakan berbagai media/bahan dalam berkarya seni melului kegiatan eksplorasi,Anak mampu meng- ekspresikan diri dan ber- kreasi dengan berbagai gagasan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.

Lanjuttt...